Senin, 01 Desember 2014

Cinta Langit dan Laut


Dahulu kala, LANGIT dan LAUT saling jatuh cinta.
Mereka sama-sama saling menyukai satu sama lain.
Saking sukanya LAUT terhadap LANGIT, warna LAUT sama dengan LANGIT, saking sukanya LANGIT terhadap laut, warna LANGIT sama dengan LAUT.
Setiap senja datang, LAUT dengan lembut sekali membisikkan “aku cinta  padamu” ke telinga LANGIT. Setiap LANGIT mendengar bisikan penuh cinta LAUT pun, LANGIT tidak  menjawab apa-apa hanya tersipu-sipu malu wajahnya semburat kemerahan.
Suatu hari, datang AWAN…begitu melihat kecantikan LANGIT, awan seketika itu juga jatuh hati terhadap LANGIT.
Tentu saja LANGIT hanya mencintai LAUT, setiap hari hanya melihat LAUT saja.
AWAN sedih tapi tak putus asa mencari cara dan akhirnya menemukan akal bulus.
AWAN mengembangkan dirinya sebesar mungkin dan menyusup ke tengah-tengah LANGIT dan LAUT, menghalangi pandangan LANGIT dan LAUT terhadap satu sama lain.
LAUT merasa marah karena tidak bisa melihat LANGIT, sehingga dengan gelombangnya, LAUT berusaha menyibak AWAN yang mengganggu pandangannya. Tapi tentu saja tidak berhasil.
Lalu datanglah ANGIN, yang sejak dulu mengetahui hubungan LAUT dan LANGIT merasa harus membantu mereka menyingkirkan AWAN yang mengganggu.
Dengan tiupan keras dan kuat, ANGIN meniup AWAN … AWAN  terbagi-bagi menjadi banyak bagian,
sehingga tidak bisa lagi melihat LANGIT dengan  jelas, tidak bisa lagi berusaha  mengungkapkan perasaan terhadap LANGIT.
Sehingga ketika merasa tersiksa dengan perasaan cinta terhadap LANGIT, AWAN menangis sedih.
Hingga saat kini, cinta antara LANGIT dan LAUT tidak terpisahkan.
Kamu juga bisa melihat di mana mereka menjalin kasih.
Setiap ke LAUT, di mana garis antara LAUT dan LANGIT bertemu, disanalah cinta mereka……